Beredar Tiga Skenario Koalisi Pilpres 2014

Read Time:4 Minute, 59 Second

Saat ini beredar tiga skenario koalisi. Ketua DPD RI, Irman Gusman, yang juga peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat dalam sebuah diskusi di DPD RI, Rabu (23/4), sempat membagi lembaran skenario koalisi tersebut.

Skenario Koalisi I:

Ada tiga kubu dalam koalisi ini, yakni Kubu Merah, Kubu Kuning, dan Kubu Orange.

Anggota koalisi Kubu Merah terdiri dari PDI-P, Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PDI-P dalam pemilu legislatif diperkirakan meraih 19 persen suara atau 109 kursi. Partai NasDem 6,91 suara atau 39 kursi, dan PKB meraih 9,19 persen suara atau 51 kursi. Total suara ketiga partai ini adalah 35,1 persen dengan 199 kursi. Capresnya Joko Widodo dan Cawapres Jusuf Kalla atau Mahfud MD.

Sedangkan Kubu Kuning terdiri dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Hanura. Partai Golkar meraih 14,3 persen suara atau 83 kursi. PKS meraih 6.90 persen suara atau 40 kursi, dan Partai Hanura meraih 5,49 persen suara atau 31 kursi. Total suara kubu kuning 26,69 persen suara atau 154 kursi. Capres yang diusung adalah Aburizal Bakrie (ARB) dan Cawapres adalah Wiranto.

Lalu Kubu Orange terdiri dari Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai Gerindra meraih 11,8 persen suara atau 67 kursi. Partai Demokrat 9,6 persen suara atau 57 kursi, PAN meraih 7,5% suara atau 44 kursi, dan PPP meraih 6,7 persen suara atau 39 kursi. Total suara keempat partai mencapai 35,6 persen dan kusi 207. Capres adalah Prabowo Subianto dan cawapres adalah salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat.

Skenario Koalisi II:

Dalam skenario kedua ini, ada empat kubu yang bersaing.

Selain tiga kubu di atas, muncul satu kubu yakni kubu Poros Tengah yang terdiri dari PKB, PAN, PPP, dan PKS. Total suara kubu ini 30,3 persen atau 174 kursi. Capres yang diajukan adalah Mahfud MD dan Cawapres adalah Hatta Rajasa.

Dengan munculnya kubu ini, maka dukungan ke Kubu Merah berkurang satu yakni PKB. Sehingga total suara kubu ini tinggal 25,91 persen atau 148 kursi. Kubu ini juga kehilangan cawapres yakni Mahfud MD, tetapi bisa cepat diganti dengan Ryamizard Ryacudu.

Di Kubu Kuning juga kehilangan satu partai yakni PKS, sehingga total suara menjadi 19,79 persen atau 114 kursi. Sedangkan capres dan cawapres tetap sama.

Di Kubu Orange justru kehilangan dua partai yakni PAN dan PPP. Sehingga jumlah suara tertinggal 21,4 persen atau 124 kursi. Capres dan cawapres tetap sama.

Skenario Koalisi III:

Dalam koalisi ketiga ini, muncul satu poros baru yang dipimpin Partai Demokrat.

Poros keempat ini terdiri dari Partai Demokrat, PAN, dan PKS. Total suara poros keempat ini 24 persen atau 141 kursi. Poros ini mengusung capres dari peserta Konvensi Partai Demokrat dengan cawapres dari PAN atau PKS.

Sedangkan Kubu Merah dan Kuning masih stabil seperti skenario koalisi kedua.

Hanya Kubu Oranye pimpinan Partai Gerindra mendapat dukungan dari PKS dan PPP, dengan 27,69 persen suara atau 157 kursi. Capresnya Prabowo Subianto dan Cawapres Mahfud MD.

Tiga skenario koalisi ini beredar di kalangan wartawan politik. Hitung-hitungan skenario koalisi ini berdasarkan kesamaan visi dan misi, juga munculnya pragmatisme politik untuk mengejar kekuasaan.

Abaikan Faktor X

Namun satu yang tidak diperhitungkan dalam skenario koalisi di atas yakni faktor X atau kartu truf yang dipegang Partai Demokrat saat ini.

Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Gazali, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini menjadi the real king maker.

Apalagi, setelah melihat perolehan suara Pileg 2014, menurut laporan majalah nasional terbesar di Indonesia, Presiden SBY meminta menteri-menteri yang juga pimpinan partai politik tak segera menetapkan arah koalisi menghadapi pemilihan presiden nanti.
Menurut sumber yang dikutip majalah terkemuka di Indonesia itu, Ketua Umum Partai Demokrat meminta partai koalisi menunggu perkembangan politik dalam sepekan ke depan.

“SBY berpesan langsung pada pimpinan partai, jangan buru-buru tentukan koalisi,” kata sumber itu pada Rabu, 16 April 2014. Pesan SBY itu tak disampaikan secara tertulis. Tetapi disampaikan dalam pertemuan informal dengan para pimpinan partai. Meski tak berisi tekanan, intruksi presiden itu cukup membuat pimpinan partai Setgab berpikir.

“Bagaimana pun juga para pimpinan partai tetap menteri di kabinet yang terikat pada presiden,” kata sumber itu.

Partai Demokrat memang tengah mempersiapkan kekuatan baru, poros baru atau poros keempat.

Sekretaris Komisi Pengawas Partai Demokrat, Suaidi Marasabessy mengatakan, partainya tengah mengalkulasi kemungkinan menggalang poros baru. Poros ini bisa beranggotan partai-partai yang tak terlibat dalam satu salah satu poros yang sudah ada, yaitu poros Jokowi, poros Prabowo, dan poros Aburizal.

“Kami masih mengalkulasi apakah masuk poros yang sudah ada, membentuk poros keempat, atau tidak di dalam poros yang ada,” katanya.

Pertanyaan sekarang, apakah ketua partai anggota Setgab siap masuk poros keempat bentukan SBY atau memilih bergabung dengan tiga poros yang sudah ada?

Semua akan menggaruk kepala di depan Presiden SBY, karena semua ketua partai yang masih dalan Setgab Partai Koalisi diduga terlibat kasus korupsi.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar diduga terlibat kasus Dana Proyek Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID).

Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa juga diduga terlibat dalam kasus korupsi kuota impor daging sapi.

Presiden PKS Anis Matta yang menggantikan Luthfi Hasan Ishaag pun disebut-disebut terlibat dalam perkara Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) 2011.

Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali juga diduga terlibat dalam kasus pengadaan Al Quran dan Laboratorium Komputer MTs.

Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) apalagi, karena kerap dikaitkan beberapa kasus yang mencuat belakangan.

Misalnya, ARB kembali disebut dalam kasus korupsi proyek Alat Kesehatan. ARB juga dikait-kaitkan dengan kasus pajak yang menimpa tiga perusahaan yakni PT Kaltim Prima Coal, PT Bumi Resources, dan PT Arutmin. Selain itu, kasus lumpur Lapindo juga menjadi ganjalan untuk ARB melaju mulus dalam pencapresan pada Pemilu 2014 ini.

Semua ketua partai anggota Setgab diduga bermasalah. Presiden SBY memegang kartu truf mereka. Dalam kondisi demikian, koalisi seperti apa nantinya akan terbentuk? Inilah faktor X yang kerap dilupakan oleh pengamat.

“Mau ikut SBY atau mau di-Hadi Poernomo-kan. Koalisi poros keempat adalah pilihan paling aman?” kata seorang wartawan yang sehari-hari di Senayan.

(www.suarapembaruan.com)

About Post Author

JSI

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply