Hati-Hati Caleg “KW”

Read Time:3 Minute, 6 Second

Oleh : Saddam Rassanjani

 

Pada Agustus tahun 2013 yang lalu, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh telah mengumumumkan Daftar Calon Tetap (DCT) Caleg yang mengikuti Pemilu 2014 di Provinsi Aceh. Sebanyak 1.259 Caleg dipastikan akan bertarung memperebutkan sebanyak 81 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Sedangkan puluhan ribu Caleg lainnya akan berunjuk gigi diajang yang sama namun satu level dibawah DPRA, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Kota/Kabupaten (DPRK) di seluruh Kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Aceh.

Dengan adanya pengumuman DCT Caleg melalui media massa, akhirnya masyarakat ikut terbantu, karena kini mereka secara terbuka jadi tahu siapa saja orang-orang yang akan menjadi calon “wali” mereka untuk lima tahun mendatang.

Caleg Berkualitas

Kinerja anggota dewan dari periode ke periode sering menjadi sorotan oleh media dan masyarakat, di era keterbukaan media informasi, masyarakat kini dapat melihat dan menilai sendiri bagaimana kualitas yang dimiliki oleh wakil rakyat. Stigma negatif lebih banyak melekat pada para penghuni parlemen mewah tersebut, mulai dari malas-malasan pergi rapat (bahkan ada yang titip absen),tidur-tiduran saat rapat, plesiran keluar negeri, tindak korupsi, dan berbagai macam lebel negatif lainnya.

Dalam istilah produk/barang sering kita mendengar beberapa istilah seperti “Ori” dan “KW”. Ori sendiri diambil dari kata original yang dalam bahasa Indonesia berarti asli atau tulen. Sedangkan istilah KW merupakan singkatan dari kata kwalitas, dan KW sendiri memiliki beberapa tingkatan seperti KW 1, KW 2, KW 3, dan seterusnya, jadi semakin tinggi angka dibelakang KW maka makin rendah mutu dari barang tersebut.

Jika kita meanalogikan istilah Ori dan KW dengan para Caleg, maka kita harus bisa mengklasifikasikan mana Caleg yang memang benar-benar Ori atau Caleg yang hanya berkualitas KW. Keberadaan Caleg Ori yaitu orang-orang yang aspiratif dan mampu menjalankan fungsi legislasi dengan baik memang tidak perlu dipermasalahkan lagi, karena sebenarnya merekalah orang-orang yang pantas untuk duduk diparlemen dalam usaha memperjuangkan aspirasi masyarakat. Sementara itu fenomena “Mendadak Caleg” yang marak terjadi, akhirnya melahirkan banyaknya Caleg KW yang patut kita khawatirkan keberadaannya, karena Caleg KW tersebut hanya akan memperjuangkan kepentingan pribadinya dan juga kepentingan partainya.

Bertebarnya Caleg KW juga disebakan oleh proses rekruitmen partai politik yang terkesan setengah hati, hal ini terlihat dari banyaknya partai politk yang pada dasarnya memiliki banyak kader potensial namun harus tersingkir dari daftar caleg karena kurang modal atau kurang memiliki kedekatan dengan para petinggi partai. Buruknya proses rekruitmen partai politik tidak hanya berhenti disitu saja, lihat saja bagaima langkah yang dilakukan oleh partai politik untuk memenuhi keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen, bukannya tidak mungkin apabila partai politik memenuhi persyaratan tersebut dengan cara mengisi kouta tersebut dengan sembarang calon hanya untuk sekedar bisa lolos dan ikut serta dalam pemilu.

Pemilih Cerdas

Pemilu 2004 dan 2009 seharusnya mampu menjadi sebuah pengalaman beharga sebagai pembelajaran bagi masyarakat agar dapat bijak dalam memilih. Caleg berkualitas tidak ada artinya apabila tidak adanya pemilih cerdas. Para pemilih sering terkecoh oleh citra diri Caleg yang dibangun melalui obral janji pada saat kampanye, bahkan tidak bisa dinafikan lagi bahwasanya para pemilih juga akan dengan mudah diluluhkan hatinya melalui permainan money politic oleh para Caleg yang telah menghalakan segala cara demi sebuah kursi.

Tentu saja hal yang wajar bagi pemilih ketika diliputi kebingungan pada saat menentukan pilihan, namun hal tersebut tidak akan terjadi apabila seorang pemilih telah menentukan standar dan kualifikasi tersendiri, selain itu masyarakat juga harus bisa menilai baik-buruknya Caleg dengan track record yang mereka punya. Memang sangat jarang bisa menemukan Caleg dengan kualitas Ori pada zaman sekarang, namun minimal caleg dengan kualitas KW 1 yaitu Caleg menyerupai atau berkeinginan untuk bisa menjadi Caleg yang Ori layak untuk dipilih. Oleh karena itu pada Pemilu 2014 ini masyarakat dituntut untuk lebih kritis dan juga seksama dalam menentukan pilihan agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi untuk kesekian kalinya.

About Post Author

JSI

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply