Skenario Parnas di Pilkada Aceh
JAKARTA – Elite sejumlah partai politik nasional di tingkat pusat meminta publik Aceh dan kandidat kepala daerah bersabar menunggu pengumuman hasil survei yang mereka lakukan. Alasannya, saat ini mereka masih mendalami dan melakukan komunikasi politik dengan partai lain untuk dapat mengusung calon kepala daerah.
“Tunggulah saatnya nanti, kita akan umumkan pasangan yang kita usung,” kata Viva Yoga Mauladi, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Amanat Nasional (PAN) yang ditemui Serambi di Jakarta, Rabu (8/6). Suara senada diutarakan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya. Dia meminta semua pihak bersabar. “Khusus untuk pilkada gubernur, ketua umum sedang mendalami hasil survei yang sudah dilakukan. Sedangkan untuk pilkada bupati/wali kota, dalam waktu dekat kita akan paparkan kepada ketua umum,” kata Riefky dalam percakapan menjelang buka puasa di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Riefky baru selesai memimpin rapat kerja Komisi X DPR dengan Menpora Imam Nachrowi. Ia mengatakan, masih cukup waktu untuk mendalami dan mengatur strategi, sehingga pasangan calon yang diusung benar-benar punya ‘taji’.
Menurut Riefky, Partai Demokrat tidak hanya melihat soal siapa menang dan kalah dalam Pilkada Aceh, melainkan semangat kebersamaan dan manfaatnya untuk Aceh. “Prioritas bukan hanya memenangkan pilkada. Kita ingin menyelamatkan Aceh menjelang habisnya dana otsus yang tinggal 12 tahun lagi. Itu ada pada pemimpin Aceh periode 2017-2022,” kata Teuku Riefky.
Terkait dengan calon usungan Demokrat, Riefky mengatakan ada sejumlah skenario yang terbentang di depan mata. “Calon antarparnas atau gabungan parnas dan kader partai lokal. Semua masih terbuka lebar,” katanya. Ia tidak menutup kemungkinan calon berasal dari kader partai sendiri.
“Semuanya sedang dihitung dan dikalkulasi. Survei hanya salah satu alat saja,” ujarnya.
Survei Demokrat
Partai Demokrat telah menyelesaikan survei yang dilakukan awal bulan Mei. Survei melibatkan 3.409 responden dengan margin eror 2,9 pesen. Tercatat 210 kepala daerah yang disurvei Demokrat, di mana 80 di antaranya mendaftar lewat partai yang didirikan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
“Ketua Umum dan Majelis Tinggi Partai sedang bekerja meneliti laporan kita tentang hasil survei,” kata Teuku Riefky. Ia minta masyarakat Aceh bersabar, karena SBY sangat teliti dan berhati-hati mengenai Aceh.
Selain soal elektabilitas, Demokrat juga mensurvei tentang endorsmen atau dukungan SBY dan tokoh nasional lainnya terhadap Aceh. Juga survei tingkat kepuasan masyarakat Aceh selama 10 tahun kepemimpinan Presiden SBY. “Hasilnya sangat menggembirakan. Ini artinya SBY masih didengar pandangannya oleh rakyat Aceh,” lanjut Riefky.
Kelak apabila Demokrat sudah mengeluarkan rekomendasi terhadap pasangan calon kepala daerah di Aceh, menurut Riefky, SBY sendiri akan terjun berkampanye memenangkan calon tersebut.
Masih menurut Riefky, SBY sangat berkepentingan terhadap Aceh, di mana SBY memiliki histori emas dalam perdamaian Aceh dan rehabilitasi rekonstruksi pascatsunami.
Aneka skenario
Viva Yoga Mauladi juga memandang tidak tertutup kemungkinan aneka skenario politik menjelang Pilkada Aceh. Yang pasti dari internal PAN ada dua kader yang terdaftar sebagai calon, Ahmad Farhan Hamid dan Anwar Ahmad. Bahkan, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan secara khusus telah memperkenalkan Ahmad Farhan Hamid dalam sebuah acara di Banda Aceh beberapa waktu lalu.
“Kita ingin kader kita yang maju dan didahulukan. Tapi kan harus dilihat elektabilitas, akseptabilitas, dan kapabilitasnya melalui rangkaian survei yang kita adakan,” kata Viva yang ditemui seusai rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Survei sampai saat ini sedang berlangsung. Ada sejumlah survei yang dibuat untuk Aceh. Calon-calon yang dijaring PAN bukan hanya dari internal partai, melainkan juga eksternal. “Segera setelah survei selesai, kita rumuskan dan baru nanti DPP mengeluarkan rekomendasi,” ujarnya.
Belum cukup kursi
Sedangkan Ketua Korwil DPP Partai NasDem, Willi Aditya yang dihubungi terpisah meminta Serambi menghubungi Ketua NasDem Aceh, Zaini Djalil, terkait pilkada di Aceh. “Silakan hubungi Pak Zaini Djalil. Beliau yang akan memberikan keterangan. Semua sama beliau,” kata Willi saat berupaya dimintai tanggapannya.
Ketua DPW Nasdem Aceh, Zaini Djalil saat disosor mengenai hasil survei NasDem tentang calon kepala daerah di Aceh, baik pasangan gubernur dan wakil gubernur maupun bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota, menegaskan seluruh hasil sudah ada pada dirinya. “Survei sudah selesai. Hasilnya sudah pula kita kantongi,” tandas Zaini.
Tapi Nasdem masih memerlukan komunikasi intensif dengan partai nasional (parnas) yang lain, karena Nasdem tidak cukup kursi untuk mengusung sendiri calonnya. Di DPRA kursi NasDem berjumlah delapan. Dibutuhkan tambahan kursi lagi untuk mengusung satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. “Komunikasi intensif inilah yang sedang kita bangun. Diharapkan setelah Lebaran tahun ini sudah beres semua,” kata Zaini Djalil.
Itulah antara lain, alasan kenapa NasDem belum juga mengumumkan kepada publik hasil surveinya. “Sebab, apa gunanya kita umumkan hasil survei, tapi kita tidak cukup kursi untuk mengusung calon sendiri. Yang kita lakukan saat ini adalah mengkomunikasikan calon-calon yang diperoleh dari hasil survei kita kepada partai nasional lain. Sebab, parnas lain juga melakukan survei serupa. Ini yang sedang dicocokkan. Tapi kan tidak mudah, butuh proses,” sebut Zaini.
Disebutkan, survei yang dilakukan NasDem merupakan salah satu alat untuk melihat elektabilitas, kapabelitas, dan akseptabilitas seorang calon.
Lagi pula, tambah Zaini Djalil, partai politik bukan lembaga survei yang serta merta mengumumkan hasil surveinya kepada publik, segera setelah survei selesai dilakukan. Partai adalah instrumen politik. Sementara survei merupakan salah satu alat untuk mengetahui elektabilitas figur yang akan diajukan oleh partai politik. “Jadi, tunggu sajalah,” kata dia. (fik/serambinews)
Average Rating