Menakar Peluang Irwandi Yusuf di Pilkada 2017

Read Time:5 Minute, 22 Second

Di hajatan ketiga kalinya (2006, 2012, dan 2017) Pilkada berlangsung di Aceh, sosok yang berkeinginan maju menjadi Gubernur Aceh mendatang periode 2017-2022 sangat banyak. Mereka semua berjumlah delapan orang yaitu; Abdullah Puteh, Ahmad Farhan Hamid, Irwandi Yusuf, Muzakir Manaf, Tarmizi Karim, T. M Nurlif, Zaini Abdullah, dan Zakaria Saman. Dalam tulisan ini tidak membahas semua kandidat, karena direncanakan akan saya ulas satu persatu, namun tidak berbarengan. Pekan lalu sudah tulisan satu sosok yaitu Muzakir Manaf dengan tulisan berjudul ”Prediksi Peluang Mualem di Pilkada 2017”, diterbitkan Harian Rakyat Aceh pada tanggal 27 April 2017.

Untuk tulisan ini memfokuskan kepada satu sosok saja yakni Irwandi Yusuf. Sosoknya pernah merasakan menjadi orang nomor satu di Aceh pada periode 2006-2012. Hanya saja takdir berkata lain, dirinya tidak menang pada Pilkada di tahun 2012 dengan berbagai penyebab yang melatarbelakangi. Tetapi tidak menyurutkan semangatnya berpartisipasi kembali pada Pilkada 2017. Tentunya perlu memahami kembali track record (rekam jejak) terhadap Irwandi Yusuf. Tujuannya memberitahukan siapa Irwandi Yusuf bagian dari pendidikan politik memahami kandidat yang nantinya di pilih pada Pilkada 2017. Keinginan Irwandi Yusuf sama selayak kandidat lainnya ingin membawa perubahan bagi Aceh dalam segala aspek pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.

Pendekatan dalam menguji track record (rekam jejak) Irwandi Yusuf melalui Analisis SWOT: kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis Swot ini bertujuan untuk memetakan sekaligus melakukan evaluasi terhadap potensi diri kandidat/personal seseorang yang ditinjau dalam empat hal tersebut. Pembuatan analisis SWOT sudah dengan menggunakan data primer dan sekunder diolah dalam tulisan ini.

Kekuatan (strengths)
Sebelum tulisan ini dibuat, Jaringan Survei Inisiatif telah membuat analisis SWOT untuk seluruh kandidat gubernur Aceh mendatang. Dari kajian kami di lembaga mendapatkan cukup banyak kekuatan dari sosok Irwandi Yusuf sebagai modalitas dirinya maju di Pilkada 2017. Modalitas paling penting yaitu masih kuatnya dukungan (elektabilitas) masyarakat Aceh kepada Irwandi Yusuf. Dibuktikan dari berbagai hasil survei partai politik dan lembaga survei menempatkan dirinya di posisi pertama dengan rentang angka yang tinggi. Pernah memiliki terobosan program dan kebijakan yang selalu diingat masyarakat, seperti Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), Alokasi Dana Gampong (ADG,) Aceh Green, Beasiswa anak yatim piatu, kredit Peumakmu Nanggroe, dan lain-lain.

Selain itu modal cerdas, merakyat, berkarakter dan berpengalaman di pemerintah ada di dirinya, memiliki sedikit suara dari partainya “Partai Nasional Aceh” hanya sebesar 3 kursi di DPRA. Modalitas lainnya memiliki akses jaringan keluar negeri serta ada dukungan dari kalangan eks kombatan dan GAM yang masih loyal terhadap dirinya. Dan bertipikal rajin turun ke daerah. Sebelum blusukan Jokowi populer Irwandi sudah melakukannya dengan itilah “kunlap” alias kunjungan lapangan. Satu hal lagi terlupakan, jika Irwandi Yusuf (IY) memilih wakil yang memiliki elektabilitas yang dapat menambah suaranya merupakan kekuatan IY meningkatkan besaran elektabilitasnya. Kalau dirinya berpasangan dengan T. Setia Budi, maka itu menjadi kelemahan. Tetapi kalau berpasangan dengan Ridwan Abubakar (Nek Tu) atau Muzakir Manaf, atau usulan partai maka itu sebuah kekuatan.

Kelemahan (weaknesses)
Paling terlihat di publik kelemahan Irwandi Yusuf kemampuan finansialnya lemah, namun tertutupi dengan nilai kerelawanan dari tim pendukungnya. Ini juga mempengaruhi kerja-kerja tim pemenangan Irwandi Yusuf, Jika dibandingkan Zaini Abdullah dan Tarmizi Karim, dimana mereka berdua sangat banyak kegiatan ke lapangan dalam upaya mempengaruhi pemilih dilakukan. Ini juga mempengaruhi elektabilitas IY yang awalnya sebagai kekuatan berubah menjadi kelemahan. Disebabkan lemahnya kegiatan meraih dukungan pemilih, dikarenakan dana yang minim. Terbukti hanya survei kedua IY mengalami penurunan, walaupun tidak terlalu signifikan penurunannya dari survei pertama Jaringan Survei Inisiatif lakukan. Dalam amatan saya, tim-tim yang sudah dibentuk belum terintegral dan memiliki mekanisme sistem yang terkontrol. Itu menjadi sebuah kelemahan juga yang patut di perbaiki jika ingin menang. Saat ini semua kendali tim pemenangan berada di pundak Irwandi Yusuf, Seharusnya ada think tank dirinya yang berada di dalam dan luar sehingga mampu mengendalikan pergerakan tim yang bekerja memenangkan Irwandi Yusuf.

Hal lain dikatagorikan kelemahan yaitu masih bimbangnya sikap dari Irwandi Yusuf (IY) sendiri, dikarenakan belum ada partai mendukung dan belum bergeraknya tim Irwandi Yusuf dalam mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Walaupun pengalaman di tahun 2012 tim IY berhasil mengumpulkan KTP dalam rentang waktu dua bulan. Tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan hal serupa oleh timnya. Tetapi sebaliknya jika ada dukungan partai politik terhadap dirinya, maka bukan lagi sebuah kelemahan jika mengambil jalur independent. Karena upaya mewujudkan itu dilakukan IY dalam membangun komunikasi lintas partai. Dibuktikan mendaftar dirinya ke partai Demokrat dan Nasdem untuk diusung pada Pilkada nantinya. Kelemahan yang teridentifikasi lainnya adalah kurang mampu merajut kembali orang-orang tersakiti semasa dirinya menjadi gubernur.

Peluang (opportunities)
Untuk peluang yang dapat dimanfaatkan IY secara eksternal, dimana hasil dari kajian SWOT Jaringan Survei Inisiatif hanya mendapatkan lima peluang teridentifikasi dari berbagai data dan informasi. Pertama; masih ada pendukung birokrat/Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlihat dari sekian banyak kalangan yang ditanyakan masih berkeinginan di pimpin IY. Pertimbangannya lebih terasa di kepemimpinan IY. Kedua; dukungan dana dari para pihak sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai peluang untuk mencukupi dukungan logistik. Apalagi dirinya secara elektabilitas survei masih teratas, otomatis bagi investor atau mereka yang peduli terhadap IY akan menggelontorkan uangnya membantu IY. Ketiga; dukungan dari kalangan elit penguasa di pusat. Dimana upaya itu terlihat, ketika IY secara rutin berkunjung dan berkomunikasi dengan para petinggi elit penguasa pemerintaah saat ini. Keempat; peluang mendapatkan dukungan dari partai politik lainnya sangat besar, jika basis pengusungan partai politik berdasarkan hasil survei. Dan terakhir kelima dukungan dari kawula muda dan relawan yang besar.

Ancaman (threats)
Modus dari strategi yang disusun lawan politiknya IY begitu terlihat dan terbaca oleh publik. Dimulai dari mengusut kasus korupsi yang diindikasikan terlibat IY di dalamnya. Salah satunya kasus di BPKS Sabang membuat dirinya dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun hanya sebatas saksi saja. Ancaman yang berpotensi dilakukan lawan politik yaitu diperketat syarat calon independent (perorangan) sehingga membuat IY kesulitan. Ancaman ini tidak hanya dirasakan oleh IY semata saja, karena Zaini Abdullah dan Zakaria Saman akan mengalami hal serupa dengan IY yang dipersulit lawan politik. Tujuan utama membuat kandidat independent (perorangan) tidak bisa maju di Pilkada 2017. Ancaman lainnya adalah dilakukan intimidasi dan kekerasan terhadap pemilih agar memilih sesuai arahan pelaku untuk kepentingan salah satu kandidat.

Begitulah sosok Irwandi Yusuf dalam analisis saya dengan pendekatan analisis SWOT. Tinggal bagaimana sikap pilihan masyarakat Aceh bersikap terhadap dirinya pada Pilkada 2017. Semua harus dipelajari track record (profil) sang kandidat agar tidak menyesal dalam menentukan pilihan, karena salah memilih rugi untuk lima tahun ke depannya. Perubahan Aceh ditentukan dari partisipasi masyarakat Aceh pada saat Pilkada 2017 berlangsung nantinya.

Aryos Nivada
(Direktur Eksekutif Politik Desain)
Tulisan ini juga dimuat di media online klikkabar.com, tanggal 31 Mei 2016.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply